Metode Penanganan Limbah Diluar Negeri Dan Dalam Negeri
METODE PENGOLAHAN LIMBAH
METODE PENGOLAHAN DAN PENANGANAN LIMBAH
DIDALAM DAN LUAR NEGERI
1. Pengolahan dan penanganan dalam Negeri
Penanganan
limbah Haruslah benar- benar di perhatikan karna menyakut kenyamanan Dan kesehatan banyak orang. Maka dari pada itu
hal-hal yang di perhatikan adalah sebagai berikut :
- Menjamin tempat tinggal / tempat kerja yang bersih
- Mencegah timbulnya pencemaran lingkungan
- Mencegah berkembangbiaknya hama penyakit dan vektor penyakit
Cara
untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan meliputi 2 cara
yaitu :
- Pengendalian non teknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundang-undangan yang dapat merencanakan, mengatur, mengawasi segala bentuk kegiatan industri dan bersifat mengikat sehingga dapat memberi sanksi hukum pagi pelanggarnya.
- Pengendalian teknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara-cara yang berkaitan dengan proses produksi seperti perlu tidaknya mengganti proses, mengganti sumber energi/bahan bakar, instalasi pengolah limbah atau menambah alat yang lebih modern /canggih.
Dalam hal ini yang
perlu diperhatikan adalah :
o
Mengutamakan
keselamatan manusia
o
Teknologinya
harus sudah dikuasai dengan baik
o
Secara
teknis dan ekonomis dapat dipertanggungjawabkan.
A. Penanganan Limbah Padat
Limbah
padat dapat dihasilkan dari industri, rumah tangga, rumah sakit, hotel, pusat
perdagangan/restoran maupun pertanian/peternakan. Penanganan limbah
padat melalui beberapa tahapan, yaitu :
o
Penampungan
dalam bak sampah
o
Pengumpulan
sampah
o
Pengangkutan
o
Pembuangan
di TPA.
Sampah
yang sudah berada di TPA akan mengalami berbagai macam perlakuan, seperti
menjadi bahan makanan bagi sapi / ternak yang digembala di TPA, di sortir oleh
pemulung, atau diolah menjadi pupuk kompos.
Berikut ini beberapa metode penanganan
limbah organik padat :
1. Composting, yaitu penanganan limbah organik
menjadi kompos yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk melalui proses fermentasi.
Bahan baku untuk membuat kompos adalah sampah kering maupun hijau dari sisa
tanaman, sisa makanan, kotoran hewan, sisa bahan makanan dll. Dalam proses
pembuatan kompos ini bahan baku akan mengalami dekomposisi / penguraian oleh
mikroorganisme. Proses sederhana pengomposan
berlangsung secara anaerob yang sering menimbulkan gas. Sedangkan proses
pengomposan secara aerob membutuhkan oksigen yang cukup dan tidak menghasilkan
gas.
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pengomposan
yaitu :
o
Ukuran
bahan, semakin kecil ukuran bahan semakin cepat proses pengomposan
o
Kandungan
air, tumpukan bahan yang kurang mengandung air akan berjamur sehingga proses
penguraiannya lambat dan tidak sempurna. Tetapi jika kelebihan air berubah
menjadi anaerob dan tidak menguntungkan bagi organisme pengurai.
o
Aerasi,
aerasi yang baik akan mempercepat proses pengomposan sehingga perlu pembalikan
atau pengadukan kompos.
o
pH
(derajat keasaman), supaya proses pengomposan berlangsung cepat, pH kompos
jangan terlalu asam maka perlu penambahan kapur atau abu dapur
o
suhu,
suhu optimal pengomposan berlangsung pada 30 – 450 C
o
perbandingan
C dan N, proses pengomposan dapat dihentikan bila komposisi C/N mendekati
perbandingan C/N tanah yaitu 10 – 12
o
kandungan
bahan sampah seperti lignin, wax (malam) damar, selulosa yang tinggi akan
memperlambat proses pengomposan.
Cara
pembuatan kompos, memalui cara :
o
menggunakan
komposter
o
tumpukan
terbuka (open windrow)
o
cascing
(menggunakan cacing)
Di dalam kompos terdapat unsur-unsur hara yang dibutuhkan
tanaman, sehingga digunakan sebagai pupuk tanaman dan disebut pupuk organik.
Dalam proses pengomposan, bahan baku kompos mengalami perubahan kimiawi oleh
mikroorganisme / bakteri yang membutuhkan nitrogen untuk hidupnya. Tetapi tidak
selalu bahan baku kompos mengandung nitrogen yang cukup untuk kebutuhan bakteri
pengurai tersebut sehingga diperlukan pemberian tambahan nitrogen, salah
satunya adalah EM 4 (effective microorganism 4) yang berfungsi sebagai
aktivator. Hal ini akan membantu bakteri hidup berkembang dengan baik sehingga
proses penguraian bahan baku kompos menjadi lebih cepat dan proses
pengomposan berlangsung lebih cepat pula. Jika aerasi kurang, maka yang
terjadi adalah proses pembusukan dan akan mengasilkan bau busuk akibat
terbentuknya amoniak (NH3) dan asam sulfida (H2S).
Kompos
dari bahan baku organik memiliki beberapa kegunaan antara lain :
o
memperbaiki
kualitas tanah
o
meningkatkan
kemampuan tanah dalam melakukan pertukaran ion
o
membantu
pengolahan sampah
o
mengurangi
pencemaran lingkungan
o
membantu
melestarikan sumber daya alam
o
membuka
lapangan kerja baru
o
mengurangi
biaya operasional bagi petani atau pecinta tanaman
1. Gas Bio, yaitu pengubahan sampah organik yang
berasal dari tinja manusia maupun kotoran hewan menjadi gas yang dapat
berfungsi sebagai bahan bakar alternatif. Kandungan gas bio antara lain
metana ( CH4) dalam komposisi yang terbanyak, karbondioksida ( CO2
), Nitrogen ( N2 ), Karbonmonoksida ( CO ), Oksigen (O2),
dan hidrogen sulfida (H2S). Gas metana murni adalah gas tidak
berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Supaya efektif, proses pengubahan ini
harus pada tingkat kelembaban yang sesuai, suhu tetap dan pH netral.
2. Makanan ternak ( Hog Feeding ), adalah pengolahan sampah organik
menjadi makanan ternak. Agar sampah organik dapat dimanfaatkan untuk pakan
ternak harus dipilih dan dibersihkan terlebih dulu agar tidak tercampur dengan
sampah yang mengandung logam berat atau bahan-bahan yang membahayakan kesehatan
ternak.
Ada
rumus Empat R ( 4 R = replace, reduce, recycle dan
reuse )
·
Replace yaitu usaha mengurangi
pencemaran dengan menggunakan barang-barang yang ramah lingkungan.
Contohnya memanfaatkan daun daripada plastik sebagai pembungkus, menggunakan
MTBE daripada TEL untuk anti knocking pada mesin, tidak menggunakan CFC sebagai
pendingin dan lain-lain.
·
Reduce yaitu usaha mengurangi pencemaran
lingkungan dengan meminimalkan produksi sampah. Contohnya membawa tas belanja
sendiri yang besar dari pada banyak kantong plastik, membeli kemasan isi ulang
rinso, pelembut pakaian, minyak goreng dan lain-lain daripada membeli botol
setiap kali habis, membeli bahan-bahan makanan atau keperluan lain dalam
kemasan besar daripada yang kecil-kecil.
·
Recycle yaitu usaha mengurangi
pencemaran lingkungan dengan mendaur ulang sampah melalui penanganan dan
teknologi khusus. Proses daur ulang biasanya dilakukan oleh pabrik/industri
untuk dibuat menjadi produk lain yang bisa dimanfaatkan. Dalam hal ini pemulung
berjasa sekaligus mendapatkan keuntungan karena dengan memilah sampah yang bisa
didaur ulang bisa mendapat penghasilan.Misalnya plastik-plastik bekas bisa
didaur ulang menjadi ember, gantungan baju, pot tanaman dll.
·
Reuse yaitu usaha mengurangi pencemaran
lingkungan dengan cara menggunakan dan memanfaatkan kembali barang-barang yang
seharusnya sudah dibuang. Misalnya memanfaatkan botol/kaleng bekas sebagai
wadah, memanfaatkan kain perca menjadi keset, memanfaatkan kemasan plastik
menjadi kantong belanja / tas dll
2. Insenerator, adalah alat yang digunakan untuk
membakar sampah secara terkendali pada suhu tinggi. Insenerator efisien karena
sanggup mengurangi volume sampah hingga 80 %. Residunya berupa abu sekitar 5 –
10 % dari total volume sampah yang dibakar dan dapat digunakan sebagai penimbun
tanah. Kekurangan alat ini adalah mahal dan tidak bisa memusnahkan sampah
logam.
3. Sanitary Landfill,
adalah metode
penanganan limbah padat dengan cara membuangnya pada area tertentu.
Ada
3 metode sanitary landfill, yaitu :
- Metode galian parit (trenc method), sampah dibuang ke dalam galian parit yang memanjang. Tanah bekas galian digunakan untuk menutup parit. Sampah yang ditimbun dipadatkan dan diratakan. Setelah parit penuh, dibuatlah parit baru di sebelah parit yang telah penuh tersebut.
- Metode area, sampah dibuang di atas tanah yang rendah, rawa, atau lereng kemudian ditutupi dengan tanah yang diperoleh ditempat itu.
- Metode ramp, merupakan gabungan dari metode galian parit dan metode area. Pada area yang rendah, tanah digali lalu sampah ditimbun tanah setiap hari dengan ketebalan 15 cm, setelah stabil lokasi tesebut diratakan dan digunakan sebagai jalur hijau (pertamanan), lapangan olah raga, tempat rekreasi dll.
5. Pengepresan sampah ( reduction mode), yaitu proses pengolahan sampah dengan cara mengepres sampah tesebut menjadi padat dan ringkas sehingga tidak memakan banyak tempat.
B.
Penanganan Limbah Cair
Sekitar
80% air yang digunakan manusia untuk aktivitasnya akan dibuang lagi dalam
bentuk air yang sudah tercemar, baik itu limbah industri maupun limbah rumah
tangga. Untuk itu diperlukan penanganan limbah dengan baik agar air buangan ini
tidak menjadi polutan.
Tujuan
pengaturan pengolahan limbah cair ini adalah :
o
Untuk
mencegah pengotoran air permukaan (sungai, waduk, danau, rawa dll)
o
Untuk
melindungi biota dalam tanah dan perairan
o
Untuk
mencegah berkembangbiaknya bibit penyakit dan vektor penyakit seperti nyamuk,
kecoa, lalat dll.
o
Untuk
menghindari pemandangan dan bau yang tidak sedap
Pengolahan
limbah cair dapat dilakukan dengan cara-cara :
o
Proses
Penyaringan (screening), yaitu menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran
besar dan mudah mengendap.
o
Proses
Flotasi, yaitu menyisishkan bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar
tidak mengganggu proses berikutnya.
o
Proses
Filtrasi, yaitu menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam
airatau menyumbat membran yang akan digunakan dalam proses osmosis.
o
Proses
adsorbsi, yaitu menyisihkan senyawa anorganik dan senyawa organik terlarut
lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan
tersebut, biasanya menggunakan karbon aktif.
o
Proses
reverse osmosis (teknologi membran), yaitu proses yang dilakukan untuk
memanfaatkan kembali air limbah yang telah diolah sebelumnya dengan beberapa
tahap proses kegiatan. Biasanya teknologi ini diaplikasikan untuk unit pengolahan
kecil dan teknologi ini termasuk mahal.
o
Cara
kimia, yaitu pengolahan air buangan yang dilakukan untuk menghilangkan
partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat,
senyawa fosfor dan zat organik beracun dengan menambahkan bahan kimia tertentu
yang diperlukan. Metode kimia dibedakan atas metode nondegradatif misalnya
koagulasi dan metode degradatif misalnya oksidasi polutan organik dengan
pereaksi lemon, degradasi polutan organik dengan sinar ultraviolet dll.
o
Cara
biologi, yaitu pengolahan air limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme alami
untuk menghilangkan polutan baik secara aerobik maupun anaerobik. Pengolahan
ini dianggap sebagai cara yang murah dan efisien.
Metode
pengolahan limbah cair, meliputi beberapa cara :
1.
Dillution (pengenceran), air
limbah dibuang ke sungai, danau, rawa atau laut agar mengalami
pengenceran dan konsentrasi polutannya menjadi rendah atau hilang. Cara ini
dapat mencemari lingkungan bila limbah tersebut mengandung bakteri patogen,
larva, telur cacing atau bibit penyakit yang lain. Cara ini boleh dilakukan
dengan syarat bahwa air sungai, waduk atau rawa tersebut tidak dimanfaatkan
untuk keperluan lain, volume airnya banyak sehingga pengenceran bisa 30 -40
kalinya, air tersebut harus mengalir.
2.
Sumur resapan, yaitu
sumur yang digunakan untuk tempat penampungan air limbah yang telah mengalami
pengolahan dari sistem lain. Air tinggal mengalami peresapan ke dalam
tanah, dan sumur dibuat pada tanah porous, diameter 1 – 2,5 m dan kedalaman 2,5
m. Sumur ini bisa dimanfaatkan 6 – 10 tahun.
3.
Septic tank, merupakan
metode terbaik untuk mengelola air limbah walaupun biayanya mahal, rumit dan
memerlukan tanah yang luas. Septic tank memiliki 4 bagian ruang untuk
tahap-tahap pengolahan, yaitu :
o
Ruang
pembusukan, air kotor akan bertahan 1-3 hari dan akan mengalami proses
pembusukan sehingga menghasilkan gas, cairan dan lumpur (sludge)
o
Ruang
lumpur, merupakan ruang empat penampungan hasil proses pembusukan yang berupa
lumpur. Bila penuh lumpur dapat dipompa keluar
o
Dosing
chamber, didalamnya terdapat siphon McDonald yang berfungsi sebagai pengatur
kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan agar merata
o
Bidang
resapan, bidang yang menyerap cairan keluar dari dosing chamber serta menyaring
bakteri patogen maupun mikroorganisme yang lain. Panjang minimal resapan ini
adalah 10 m dibuat pada tanah porous.
o
Riol
(parit), menampung semua air
kotor dari rumah, perusahaan maupun lingkungan. Apabila riol inidigunakan juga
untuk menampung air hujan disebut combined system. Sedang bila penampung
hujannya dipisahkan maka disebut separated system. Air kotor pada riol
mengalami proses pengolahan sebagai berikut :
C.
Penanganan Limbah Suara
Bising
merupakan polusi pendengaran. Suara-suara yang sangat bising dapat mengganggu
pendengaran dan juga membuat orang tidak nyaman. Sumber kebisingan dapat
dikurangi atau dihilangkan sama sekali dengan :
o
Mematikan
atau menghilangkan sumber suara / sumber kebisingan
o
Memasang
alat peredam suara
o
Pengendalian
pada jejak propagasi, mengganti bahan baku ruangan dengan bahan yang dapat
meredam suara
o
Pengendalian
pada penerima suara, yaitu dengan melakukan upaya perlindungan pada pendengaran
manusia, seperti tutup / sumbat telinga.
Ø Dampak
Pengolahan Limbah Terhadap Lingkungan
Pengolahan
limbah yang baik dapat memberi manfaat bagi masyarakat dan lingkungan, akan
tetapi bila tidak dikelola dengan baik dapat memberi dampak negatif bagi
lingkungan.
a.
Dampak positif pengolahan limbah
Pengolahan
limbah yang benar akan memberikan dampak positif, yaitu :
o
Limbah
dapat digunakan untuk menimbun lahan / dataran rendah
o
Limbah
dapat digunakan untuk pupuk
o
Limbah
dapat digunakan sebagai pakan ternak , baik langsung maupun mengalami proses
pengolahan lebih dulu
o
Mengurangi
tempat perkembangbiakan penyakit / vektor penyakit
o
Mengurangi
kemungkinan terjadinya penyakit menular
o
Menghemat
biaya pemeliharaan kesehatan karena masyarakat yang sehat
b.
Dampak negatif bila limbah tidak dikelola dengan baik
Pengolahan
limbah yang kurang baik akan memberikan dampak negatif, seperti :
o
Menjadi
tempat berkembangbiaknya kuman penyakit / vektor penyakit
o
Menyebabkan
gangguan kesehatan seperti sesak nafas, insomnia maupun stress
o
Lingkungan
menjadi kotor, bau, saluran air tersumbat, banjir
o
Lingkungan
menjadi tidak indah dipandang
o
Menurunkan
minat orang datang ketempat tersebut
o
Menaikkan
angka kesakitan bagi masyarakat
o
Membutuhkan
dana besar untuk membersihkan lingkungan
o
Menurunkan
pemasukan pendapatan daerah karena kurangnya wisatawan yang berkunjung.
2. Pengolahan dan penanganan diluar Negeri
Menurut
salah
satu Peneliti sekaligus dosen di salah satu Universitas di Jepang
Metode yang dipakai dalam pengolahan dan Penangan Limbah tersebut adalah
sebagai berikut.
Persoalan
sampah mungkin menjadi masalah tanpa solusi bagi negara-negara berkembang,
namun tidak bagi negara maju. Contohnya di Jepang persoalan sampah mendapat
perhatian serius pemerintah dengan menerapkan aturan yang ketat dalam hal
pembuangan sampah. Menurut beberapa sumber, pada era 1960-an kondisi kota
Tokyo tidak jauh beda dengan kondisi kota-kota di Indonesia dengan sampah yang
berserakan. Namun jangan pernah membayangkan hal yang sama terjadi di era
sekarang. Mungkin banyak di antara teman-teman yang pernah ke Jepang begitu
tercengang melihat kebersihan lingkungan di Jepang. Sampah berserakan yang
menjadi bagian tak terpisahkan dari pemandangan harian beberapa sudut kota di
Indonesia bukanlah pemandangan yang mudah dijumpai di Jepang atau boleh
dibilang hampir mustahil ditemukan karena saking bersihnya.
Sebagai
bagian dari keseharian anda di Jepang, memahami tentang aturan membuang sampah
adalah hal yang harus anda lakukan sejak hari pertama anda menginjakkan kaki
anda di negera matahari terbit ini. Tiap-tiap daerah di Jepang mempunyai aturan
yang sedikit berbeda satu sama lain, tergantung Tempat Pengolahan Sampah
terpadu yang tersedia di daerah tersebut. Namun secara umum cara pemisahan
sampah di Jepang dapat dilihat seperti ditunjukkan dalam gambar berikut.
Jika
anda belum mampu membaca tulisan Jepang, perhatikan saja gambar yang
ditampilkan, yang menunjukkan pengkategorian sampah dilihat dari jenisnya.
Masing-masing sampah tersebut sudah diatur sedemikian rupa kapan jadwal
pembuangan sampah bisa dilakukan dan bagaimana cara membuangnya. Jika kita
membuang sampah tidak pada hari yang ditentukan, petugas sampah tidak akan
mengambil sampah yang kita tempatkan di bak sampah kita dan umumnya diberi
peringatan yang ditulis di bak sampah tersebut kalau kita salah membuang
sampah. Dalam beberapa kasus (tergantung daerahnya) jika pelanggaran itu
dilakukan berulang-ulang akan ada hukuman berupa denda.
Pengetahuan
tentang bagaimana cara membuang sampah dengan cara memisahkan sampah
sesuai jenisnya tidak hanya diperlukan bagi mereka yang tinggal di jepang
dalam periode lama saja. Bagi anda yang melakukan kunjungan singkat
ke Jepang untuk keperluan seminar atau rekreasi misalnya kebiasaan ini
juga harus anda perhatikan. Umumnya di tempat-tempat umum di Jepang
tersedia tempat sampah untuk membuang sampah, yang terdiri dari berbagai macam
tempat sampah berdasarkan jenis sampah yang boleh ditaruh. Ada tempat sampah
untuk sampah yang bisa dibakar, ada tempat sampah untuk sampah yang tida bisa
dibakar, ada tempat sampah untuk botol dan kaleng, dan sebagainya.
Dulu
sewaktu tinggal di asrama Kampus, yang masuk wilayah midoriku
Yokohama, mueru gomi (sampah yang bisa dibakar) hanya boleh dibuang
pada hari senin dan Jumat saja. mueranai gomi (sampah yang tidak bisa dibakar)
hanya boleh dibuang setiap hari rabu. Sampah jenis aluminium hanya bisa dibuang
hari selasa minggu ke-2 dan ke-4 saja. dan seterusnya. Untuk lebih detailnya
tentang aturan membuang sampah di area Midoriku Yokohama perhatikan
gambar-gambar berikut yang saya ambil dari buku aturan petunjuk cara membuang
sampah untuk kawasan midoriku yokohama (klik untuk memperbesar tampilan
gambar). Saat pindah ke apartemen di wilayah Tokyo, aturan dan jadwal
pembuangan sampah berbeda, jadi harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh
city office.
Berikut adalah metode pengolahan sampah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar